Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Involuntary Employee
Langkah terakhir adalah Imvoluntary, bila contoh di atas adalah tenaga kerja yang ingin keluar karena diri sendiri. Untuk teknik ini sendiri sebaliknya, dimana perusahaan sendiri yang memintanya.
Untuk alasannya sangat banyak dan beragam. Mulai dari performa mereka sudah menurun sehingga, harus dikeluarkan. Bila tetap dipertahankan akan mempengaruhi kinerja buruk karyawan lainnya atau adanya perampingan.
Bisa juga karena, mereka mendapatkan mutasi ke tempat lain. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan teknik Involuntary Employee sebagai berikut,
Jumlah involuntary : rata-rata involuntari x 100
Dari sekian banyak teknik, hanya ini yang sedikit berbeda. Dimana, semakin tinggi angkanya, maka setiap industri harus memilirkan teknik tepat dalam perekrutan. Agar kompetensinya jauh melebih hari ini.
5 Contoh Portofolio Menarik, Pelajari Cara Membuatnya yang Baik dan Benar
Efek Turnover Karyawan Terhadap Perusahaan
Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan ini juga bisa dijadikan sebagai bentuk perhatian lebih. Karena, akan ada efek dari semua data yang tersaji. Seperti, mengeluarkan biaya lebih.
Sementara, apa yang diharapkan belum mampu menempuh harapan. Tetapi, badai pegawai keluar selalu dan terjadi. Sehingga, semua orang akan berpikir bahwa, apa yang disampaikan oleh karyawan lain itu benar.
Selain itu efek terbesar ketika kondisi ini dibiarkan begitu saja adalah kebangkrutan. Saat industri tidak bisa bergerak sama sekali dan hanya berjala di tempat. Maka, sudah jadi pertanda seta perhatian cukup besar.
Bukan hanya bagi keuangan saja, untuk Supervisor dan manager cukup membingungkan. karena, harus mengulangi kembali dari titik awal dan hal tersebut terjadi dan terus berulang. Pasti ada titik jenuh dan bisaMelihat efeknya begitu besar maka, jangan samai melewatkan membuat data ini. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan bisa dipelajari sendiri dengan mudah dan melakukan analisisnya.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Harga Murah
Kost Jakarta Harga Murah
Kost Bandung Harga Murah
Kost Denpasar Bali Harga Murah
Kost Surabaya Harga Murah
Kost Semarang Harga Murah
Kost Malang Harga Murah
Kost Solo Harga Murah
Kost Bekasi Harga Murah
Kost Medan Harga Murah
Employee turnover rate atau tingkat turnover karyawan adalah persentase dari karyawan yang meninggalkan sebuah perusahaan atau organisasi, yang kemudian digantikan oleh karyawan baru. Perhitungan tingkat turnover karyawan ini memiliki manfaat besar dan menentukan kondisi lingkungan hingga tingkat kepuasan dalam perusahaan atau organisasi.
Besar kecilnya persentase dari atau tingkat turnover karyawan, bisa jadi tolak ukur bagi perusahaan. Sehingga bisa menentukan, langkah yang tepat dalam mengelola dan pembenahan dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) atau karyawan.
Tentunya, perusahaan tak ingin memiliki karyawan yang dengan mudah pergi dan masuk. Hal ini akan mengurangi efektifitas kerja suatu perusahaan atau organisasi.
Namun, sebelum Anda mulai menghitung tingkat turnover karyawan, tentukan terlebih dahulu periode waktu dan spesifikasi yang ingin Anda ukur.
Ada 6 cara efektif menghitung tingkat turnover karyawan berdasar kebutuhan perusahaan, perhatikan langkah-langkahnya:
Perhitungan tingkat turnover karyawan dengan periode setiap tahun adalah yang paling umum dilakukan. Berikut, cara menghitung tingkat turnover karyawan (TO) Tahunan:
Jumlah pegawai yang berhenti kerja adalah seluruh karyawan yang sudah tidak bekerja dalam kurun waktu satu tahun. Baik yang berhenti karena mengundurkan diri (resign), pensiun dan pemberhentian hubungan kerja (PHK). Anda bisa mendapatkan jumlahnya, dari selisih pegawai akhir tahun dengan pegawai awal tahun.
Sedangkan, untuk jumlah pegawai awal tahun adalah, jumlah karyawan di awal periode perhitungan tingkat turnover karyawan. Misalkan, Anda memulai menghitung tingkat turnover karyawan tahunan mulai Januari hingga Desember, maka jumlah pegawai awal tahun ini pada Januari, dan jumlah pegawai akhir tahun di bulan Desember.
Penghitungan tingkat turnover karyawan dengan periode bulanan ini, cocok digunakan untuk perusahaan yang sebagian besar karyawannya adalah freelancer atau pekerja paruh waktu (part time).
Periode yang singkat ini, dapat digunakan untuk menentukan keahlian perusahaan dalam mengikat freelancer untuk loyal kepada perusahaannya. Bila tingkat turnover karyawan ternyata sangat besar, maka perlu ada perubahan untuk perjanjian kerja, dan membangun lingkungan serta sistem kerja yang tepat untuk karyawan jenis ini.
Inilah, cara menghitung tingkat turnover karyawan (TO) bulanan:
Jumlah pegawai yang berhenti kerja adalah seluruh karyawan yang sudah tidak bekerja dalam kurun waktu satu bulan. Sedangkan untuk rata-rata jumlah pegawai dapat dihitung dengan cara:
Jenis turnover fiscal ini adalah, penghitungan dengan periode kuartal ( 3 bulan) atau semester (6 bulan). Cara menghitung tingkat turnover karyawan ini, cocok digunakan untuk perusahaan yang memiliki pegawai musiman. Dimana, pegawai dibutuhkan untuk beberapa periode tertentu, sehingga tidak bisa dievaluasi dengan karyawan tetap atau full time lainnya. Hal ini akan membantu perusahaan mendapatkan pegawai yang tepat dengan membangun lingkungan dan ritme kerja yang sesuai.
Sebab, pekerjaan musiman harus lebih efektif agar tidak membuang-buang waktu, hanya untuk mengurus tenaga kerja. Sedang, pekerjaan harus diselesaikan (deadline) dalam waktu atau periode tertentu. Karena itu, Turnover fiscal cocok digunakan untuk menghitung tingkat turnover karyawan dengan kebutuhan perusahaan di atas. Begini caranya:
Sama halnya dengan penghitungan TO bulanan, TO fiscal dihitung berdasarkan awal dan akhir dari periode yang ditentukan. Misalkan, Anda memilih penghitungan di periode Maret – Agustus. Maka data awal karyawan adalah data pada Bulan Maret dan data akhir karyawan adalah data di Bulan Agustus.
Data rata-rata jumlah pegawai untuk TO Fiscal, dapat ditentukan dengan cara berikut:
Penghitungan jenis first year turnover ini terbilang spesifik dan patut diperhitungkan. Tujuannya, agar dapat mengetahui tingkat turnover karyawan di tahun pertama. Melalui penghitungan jenis ini, perusahaan dapat menilai seberapa lama karyawan bertahan di dalam perusahaan. Termasuk, membuat rencana dan strategi perusahaan agar membuat karyawan lebih nyaman dan bertahan lama pada perusahaan.
Rumusnya seperti ini:
Jumlah pegawai berhenti kerja (masa kerja kurang dari 1 tahun), adalah karyawan yang bekerja tidak sampai 1 tahun. Bisa didapatkan dengan selisih karyawan di akhir periode dengan awal periode. Sedangkan, Rata-rata jumlah pegawai berhenti kerja secara umum ini adalah, seluruh karyawan yang berhenti bekerja dengan berbagai alasan dan masa kerja yang beragam. Dapat dihitung dengan cara berikut:
Penghitungan turn over voluntary employee ini digunakan untuk mengukur karyawan yang lebih spesifik. Sehingga perusahaan dapat membuat strategi khusus untuk mengurangi turn over voluntary employee. Penghitungan jenis ini, dilakukan dalam periode satu tahun. Voluntary employee adalah karyawan yang berhenti bekerja karena alasan pribadi karyawan, tanpa adanya paksaan dari pihak perusahaan. Kemungkinan terjadinya voluntary employee, diakibatkan beberapa faktor seperti karyawan yang tidak nyaman dengan kondisi perusahaan, melanjutkan pendidikan, mendapatkan tawaran pekerjaan yang lebih baik, atau faktor eksternal lainya.
Berikut rumus untuk menghitung turn over voluntary employee:
Anda harus melakukan klasifikasi karyawan yang merupakan voluntary employee untuk mengetahui jumlah voluntary employee. Dari selisih pegawai akhir tahun dengan awal tahun, maka pilihlah jumlah voluntary employee diantaranya.
Selanjutnya, hitung rata-rata jumlah voluntary employee dengan cara ini:
Sama halnya dengan turn over voluntary employee, penghitungan turn over involuntary employee ini lebih spesifik pada karyawan yang berhenti kerja dengan adanya keinginan dari perusahaan. Penyebab involuntary employee ini beragam, mulai dari performa karyawan yang kurang bagus, perampingan karyawan, hingga mutasi dan sebagainya. Penghitungan jenis ini, akan membuat perusahaan lebih mudah, mengatur strategi perekrutan karyawan dan menimbang prioritas dan kebutuhan karyawan untuk perusahaan.
Berikut, cara menghitung turn over involuntary employee:
Anda juga harus melakukan klasifikasi karyawan yang merupakan involuntary employee untuk mengetahui jumlah involuntary employee. Dari selisih pegawai akhir tahun dengan awal tahun, maka pilihlah jumlah involuntary employee diantaranya.
Selanjutnya, hitung rata-rata jumlah involuntary employee dengan cara ini:
Begitulah 6 cara efektif menghitung tingkat turnover karyawan dengan baik dan benar.
Lalu, manakah cara yang paling tepat untuk menghitung tingkat turnover karyawan? Semuanya benar dan tepat berdasar kebutuhan Anda. Pastikan dahulu, evaluasi seperti apa yang ingin Anda lakukan.
Jadi, apakah Anda sudah menentukan cara terbaik menghitung tingkat turnover karyawan di perusahaan?
%PDF-1.4
%Çì�¢
6 0 obj
<>
stream
xœí}[ÏeÉmÝ{ÿŠóØmXŸë~yYc¢‹å¹ ‚<(-KvÜ-Ç’G†þ}¸Ö"kïóõŒd;Hà‡Ø€¦«¾}ö®‹d‘‹ä?=ÒK~$ü¿ÿ÷ýÇ7ÿô&—ö²G~Ä{îû%�Ç,}¼Œýøíß>þóã7oþâËõøõïì?¹<~ô�oþÿªèI/m7{¥=š^f��ßþúM-{¿ÌáïÜ�¼W{)ÃÞ�^JµW¾ùÕ›üø5¾Îñ<ü?ï?>~ø5ÞÜÐó5â_u×—µ÷£å—ÕF|ýñÍ{ûÕOßý`Ù×sÉo?{üøóŸ¼ûÁ|Y«Ïöö³¯ÿå‹wÿýëÿôæó¯m¬˜ýoëøß^1Èïý¸�»¾Ôd¿¸� OL¥>öz)ÉþËüô]I/)×·¿x—ñ�<Þ~Ô?Soóøå½ñå»Üíßs¾ýÅßéñÒíñ¿{üüÛßþ‹žëÙþö÷ö«ÛÈ3GžKáÿöÏÈûK[#·=ý7ðÊÅ®
tQûü£_�ò´ß¹TJ¯ù¥Û¶sÌùn¼ì]ò~û‹àð¶‘ëÛÿõøáß¾ÛöïÜÆÛß¾ËÓF³òÛÿñ‹¿ûÅ;ü{¬ööw¿à„2&‘mBöÍn¾ýíïðXN»®·¿{·¬³åþöŸõž±ì�ÕþQ6V
sËÉóñƒ2ŒSy|ýKØ¿y×1˜´ßþòŒñ9¨QÛÛß¼oýƒ³¾ýÝß?-ÒX¤~öø߶HÅ~i‹dÿÉÿA©îõ¾Hÿ6J2æq[¤’¦-ò£oûéöcûC€±MúÛàZšo¿}üü]Á¿�›øÊuë—Fþo¿ÕÒd{ð7�¿z‡Ö¼Þ~ûÛo錱ÙÙzoC°MÂ?õ湶—:–IJ•h¾?Īw¬÷z}·uÈ ßz±%žÝbb _ÛŸþþ7¿¶…S¿íh™oÿùñL±çíGÿÓùö]i¶ÿNžñ]VºÉ��mËËÿµ‹¡š˜°`tlqó}Cý®Ž1Ïb|¿Ú.�bbfú˜ÿcs{¬çÛ_ŠÍ}˜´Ý—ùÇŸÿôóŸ�Û¶\öÛ¯?ÿòˆ´1Ç|ûÙÏ?ÿüg?úâG_üø³Ÿý¹I»~ó#�±GãËŸ½›Æ÷wžoÿë;[‹=·õá±/¿øêsÉ‘—±ø¯ß•mrºŽ·�a¿Ê\/F·�h|ñÇ?û럼3†R¶�ë¿þ+ÉÐœ_ÿäÍ×fkúXóèøáW¶r6ül÷gúÃîëíg_Úø¾ùò‹óŒÐŽ]yûÍOÿ\ß4†ÁÉ|öÕç_Ùdo“â§ð‘ŸóÕgﺙ’³ÆÜ·
Îýò‡ßüø¼e挷\{ñOofªöÜcTc>µš¦°LšÆ`*HíG��òÓ©ª¬Êý2íáeçǘXšõøhÛ¶V¬'™RSmGÖ£½ØFeîܲ�›¦
ìÇ{[žÒ_¦}ºM[{
ÓJ¬©Wgã–ÐŽF¶IÓ~`§Çþa-Û^=kn›,šã¥–Ç4eÉöÿöƒ™�c.¼Ñ˜ï|å¿o&ÚW{Ìd#«û6¤9©ÊmË`¤gzÁ0A:°J-?^Íúý›_ý™-âœPÏð�jG¡ÚbÌaº`±/6›CZ�Ö] Ï´ñb„�Û›ÅhÝ”4öQt[^ëÙFdŸô,ïÙü–U¿²ðͦju=SLÅ›W~iz¸ ž1îdﳞÖM!ÃMå´µ@O{ɾÕm’¦yOžÞÃ77Ó+N_¶à{0x¬±Éâ;И—ÑB�}ÔDzì0bcz·xÇÌÞÑõˆ‰Âé?ZÓ_l2N/öá˜HjÝ?ž}€³Ä ›O«–åÓ>õ:¦O=–ì“ËÓ}9s¬à¨¾7 §‚«üiOñ�}Ü÷f`ìÛw´Å®ïØuNË(ì�”‘ùPêÁx~ÅcYð™s,Mïlõõ©r¬Ë®
ÓènE?uÛËŽ ßaç£1/Û¼„á¥üj_Ëú3;lõ·=`Óo8öû¨É[U¶yÞðUgÏÀ¦,[AN/ñ΃fU›Ä`?˜F�ö/~ÂÀnZF{ÌÞôX
ŒS°±îŽ_TÈöTp‡ele$ÎÂFdïM[Ogœ¿iSËúý´˜/mpJÅHÃÚ•F¦2Él
v~ÑÓÀnІ¼¶¶q»¿ÙŒMŠiÀ/À‡®ž?ÞƦ‰ž~SÇmÔÜs®cå}�ä¿0¨:@¶ïy Ú"
Ø4ø@Å�ªÝÓ
›e°
�ãϲ¥Ç½�5½‰áñì¯72´S1ûä�Õµ`�Ñ&“YØv{ÞÚ/ØÿÚȘ�¾�ë¡´×®íÏÛ* ÇèÃß_Ѭ ƒiïå–¢½° Ÿžì9Ë;´hÖ³ÙÑ�ËbulÙmì›Ø²�ÏžEJ8ÅúJÃm5Aa/Ÿmù´�*–-³ý=ã…v|ש.?ÀÆ=Œ9N[ÐLngC°yØêá vÓÐi ç'¬c¥íyê¬`b<~šIÕ¾×±½Üg*�ƒ]¶±Ï¦tÔ„¬?ÝÛö¬õ¬,Y'žHÎJm,hÛ': Q’È‚‹C2n2àÚwSª�öZcÛ–K´4th1òÜünòº‹�—ÙP†êšƒ˜1IÝ…\¹ó<��q v¾ºNCöOBš6ÎrQ û2z‚ÜÂE[û0—ØL7UÉî?ÀŒ“ûºY&w´!Ûú?ìOjÙi³×.ÛŽÏ&ÜÈalwôvSØìÁ’ÛY .6²/YZàŸöˆj�^7>g,mœÏÀš�Éœ`"àFid{›
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan
Dalam melakukan perhitungan ini, biasanya HR akan membaginya ke berbagai periode waktu. Dimana, kondisi ini akan sangat efektif, dari data tersebut setiap industri bisa melakukan strategi khusus.
Bagaimana caranya mempertahankan karyawan. Terkadang mereka keluar bukan karena gaji bisa suasana atau tidak cocok dengan rekan kerja dan lainnya. Untuk mengetahui rumus menghitungnya, coba simak ulasannya di bawah ini.
Proses Terjadinya Turnover Karyawan
Proses terjadinya turnover dianalisis melalui pendekatan psikologis dan struktural. Psikologis adalah respon psikis dari karyawan. Sedangkan struktural adalah berbicara secara keseluruhan dari struktur perusahaan. Pada analisis proses terjadinya turnover, kami akan membahas dari sudut pandang karyawan.
Pertama, karyawan akan mengevaluasi beberapa hal selama mereka bekerja. Biasanya karyawan baru merasakan budaya dan tekanan kerja pada bulan ke-6. Biasanya mereka mengevaluasi kerjasama tim, sistem kerja perusahaan apakah sudah pro-karyawan atau belum, rutinitas kerja, dan juga hubungan dengan atasan.
Pada proses ini, karyawan mulai memiliki opsi untuk tinggal atau tetap bekerja. Pada fase ini karyawan cenderung memiliki performa kerja yang menurun. Pada fase ini juga karyawan tersebut mulai mencari peluang pekerjaan baru yang lebih baik.
Pada tahap ini, karyawan mulai mengajukan resign kerja kepada tim kemudian kepada tim HR. Hal yang harus dilakukan oleh perusahaan pada tahap ini adalah melakukan exit interview dan juga komunikasi internal divisi.
Exit interview dilakukan untuk menjawab permasalahan karyawan dan sebagai bentuk keyakinan perusahaan bahwa karyawan tersebut masih dibutuhkan. Kedua, exit interview dilakukan sebagai sarana evaluasi perusahaan dalam menyusun sistem kerja yang kolaboratif dan lebih humanis.
Komunikasi internal divisi pun juga demikian. Hal ini dilakukan untuk mendengarkan masukan dan keresahan karyawan selama bekerja bersama dalam tim.
Baca juga: Bagaimana Cegah Turnover Karyawan Tinggi saat COVID-19?
Cara Pencegahan Naiknya Turnover Rate
Mencegah tingginya tingkat turnover karyawan terutama mencegah perginya karyawan yang dapat menyebabkan disfungsi perusahaan. Tergantung dari sistem dan budaya kerja yang dibangun. Berikut pencegahan yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat turnover karyawan.
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan First Year
Seperti namanya, untuk perhitungan first year ini cukup penting terutama bagi perusahaan yang baru saja berdiri. Karena, dari data tersebut akan mendapatkan sebuah presentase bagaimana kondisi tenaga kerjanya.
Apakah semua strategi di awal sudah cukup baik. Untuk tahun kedua terhadap para pegawainya. Menariknya, First year bisa membuat seluruh HR mengetahui seberapa lama seorang tenaga kerja akan bertahan. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan sebagai berikut:
Pekerja yang keluar sebelum satu tahun : Tenaga keluar setelah satu tahun bekerja x 100
Rumus tersebut dapat dipahami dengan ilustrasi sebagai berikut. Sebuah Kantor mempunyai 10 orang keluar dalam tempo 7 bulan. Sementara, setelah satu tahun ternyata tidak ada. Maka bisa diketahui hasilnya 0.
Hasil tersebut cukup baik dan menjadi prestasi terbaik. Pengusaha harus mempertahankan angka ini. Dari sini, kemungkinan karyawan akan berhenti sangat kecil. Walau mereka sudah digoda dengan gaji besar.
Karena, HR paham benar bagaimana membuat mereka sulit untuk melakukan resign. kecuali sesuatu hal penting. Contohnya, harus ikut suami, atau mendapatkan pekerjaan menjadi pilot, masinis kereta api.
Serta lainnya yang memberikan kebanggaan. Hanya saja, pengusaha tetap tidak boleh jumawa agar nuansa hangat tersebut tetap terjaga. Jangan jadi, boomerang sehingga, nuansa menarik berubah seketika.
Begini Cara Menjadi HRD dan Skill yang Perlu Dimiliki
Turnover Tidak Sukarela (Involuntary Turnover)
Ini terjadi ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan, biasanya karena alasan kinerja yang buruk, pelanggaran aturan, atau pengurangan jumlah karyawan (PHK).
Bangun Perencanaan Karier Individu yang Baik
Idealnya, perusahaan harus memiliki perencanaan karier individu untuk melihat bagaimana karier mereka dapat berkembang selama bekerja di tempat Anda.
Perencanaan karier individu dapat membantu karyawan untuk mengidentifkasi kekuatan, kelemahan, serta potensi yang ada di dalam diri mereka. Selain itu, perencanaan juga dapat melihat apa saja skill yang mereka butuhkan atau harus perbaiki agar mereka bisa naik level.
Hal ini tidak akan efektif jika dilakukan secara manual karena ada beberapa metriks yang harus disimpan dengan rapi untuk menjadi acuan.
Membantu hal ini, Mekari Talenta memiliki fitur Individual Plan yang dapat mengurangi waktu HR dalam menyusun perencanaan individu karyawan.
Berkat adanya data perkembangan karyawan yang terintegrasi dalam sistem, HR hanya butuh waktu yang singkat untuk melakukan personalisasi kompetensi karyawan.
Jadi, masing-masing karyawan punya goals yang berbeda satu sama lain untuk masing-masing mereka capai dalam kurun waktu tertentu. Ini adalah bentuk partisipasi perusahaan dalam mengakomodir kebutuhan karyawan untuk berkembang, sehingga tingkat turnover dapat diminimalisir.
Menyusun Strategi Engagement Karyawan
Menyusun rencana strategi engagement adalah dengan membuat program yang prokaryawan. Misalnya membuat program kompensasi, program reward karyawan, insentif, memberikan program pelatihan skill karyawan dan juga fleksibilitas kerja terutama dalam memenuhi kebutuhan work-life balance karyawan.
Selain itu perusahaan juga harus menerapkan performance review. Hal itu berguna agar perusahaan dapat melakukan evaluasi dan juga menentukan langkah yang harus dijalankan untuk mengembangkan karyawan.
Perusahaan juga harus membuka diri dengan survei tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Sebisa mungkin lakukan setiap bulan.
Anda pasti sering mendengar istilah tingkat turnover karyawan. Namun apakah Anda memahami pengertian turnover karyawan? Secara singkat, turnover karyawan adalah proses keluar-masuknya karyawan di suatu perusahaan.
Aktivitas turnover karyawan itu sejatinya tidak bisa dihindari dan terbilang wajar. Bahkan cenderung menguntungkan perusahaan jika dilakukan dalam periode yang sewajarnya.
Lain cerita jika perusahaan terlalu sering gonta-ganti karyawan. Bisa-bisa perusahaan yang rugi.